Pernah denger istilah Web3? Kalo lo aktif ngikutin dev crypto di sosmed pasti sering denger, tapi sebenernya apa sih web3 itu?
Katanya web3 itu konsep internet versi terbaru yang bisa ngubah cara kita pake internet dari yang sebelumnya dikontrol orang lain jadi kita bisa kontrol sendiri dengan sepenuhnya. Mari kita bahas detailnya sekarang.
Daftar Isi
- Apa Itu Web3?
- Web1, Web2, dan Web3 Biar Lo Makin Paham
- Hubungan Web3 Dengan Blockchain Dan Crypto
- Gimana Cara Kerja Web3?
- Kelebihan dan Kekurangan Web3
- Kenapa Web3 Penting Buat Masa Depan?
Apa Itu Web3?
Jadi gini, Web3 itu adalah generasi baru dari internet. Kalau sekarang yang lo pake itu disebut Web2, maka Web3 ini adalah kelanjutannya.
Bedanya? Kalau di Web2 lo cuma numpang pake platform (kayak Instagram, Twitter, YouTube), lalu semua kendali atas data, aset, dan privasi dikendalikan oleh pemilik platform.
Di Web3 semua kendali atas data, aset, sampai identitas lo sendiri itu sepenuhnya dikontrol atau dikendalikan sama lo sendiri.
Lo bisa anggap Web3 itu versi internet yang lebih bebas, di mana gak ada satu perusahaan pun yang bisa seenaknya ngatur data lo. Misalnya:
- Di Instagram, semua foto yang lo upload bisa aja dihapus sewaktu-waktu kalau mereka mau.
- Tapi di Web3, kalau lo upload sesuatu di platform berbasis blockchain, itu bakal jadi milik lo sepenuhnya, dan bakal sulit bagi siapa pun buat ngehapus .
Web1, Web2, dan Web3 Biar Lo Makin Paham
Biar gampang, kita bandingin aja tiga generasi internet ini:
- Web1 (Tahun 1990-an):
Ini zaman “baca doang”. Lo cuma bisa buka situs dan ngeliat info. Gak bisa komen, gak bisa upload. Pasif banget. - Web2 (Tahun 2000-sekarang):
Nah ini internet yang lo pake sekarang. Bisa upload konten, nulis, share, komen, bikin akun. Tapi masalahnya, semua data lo dipegang platform. Lo bikin konten di YouTube? Itu sebenernya “punya” YouTube. Lo cuma numpang. - Web3 (Masa Depan Internet):
Di sini, lo bisa baca, nulis, dan punya. Semua data, aset digital, dan identitas lo disimpen di blockchain, bukan di server satu perusahaan. Jadi lo bener-bener punya kendali penuh.
Hubungan Web3 Dengan Blockchain Dan Crypto
Nah ini penting banget, karena banyak yang masih salah kaprah. Jadi, blockchain itu pondasi utama dari Web3, sedangkan crypto itu bahan bakarnya.
Contoh:
- Blockchain = jalan raya
- Web3 apps (DApps) = mobil yang lewat di jalan raya
- Crypto/token = bensin biar mobilnya bisa jalan
Tanpa blockchain, Web3 gak akan bisa jalan. Karena semua data, transaksi, dan aset digital di Web3 disimpen dan diverifikasi lewat blockchain.
Dan tanpa crypto, lo gak bisa ngasih insentif ke pengguna. Misalnya, lo main game di Web3, terus ada hadiahnya, nah token crypto lah yang jadi hadiahnya.
Jadi Web3, blockchain, dan crypto tuh saling mendukung kayak satu ekosistem. Gak bisa dipisah, dan juga punya peran masing-masing.
Gimana Cara Kerja Web3?
Sederhananya, Web3 bakal jalan karena teknologi yang namanya blockchain. Blockchain itu kayak buku catatan digital yang transparan tapi gak gampang dihapus.
Setiap kali ada transaksi atau perubahan data, semuanya dicatet, diverifikasi, dan gak bisa dihapus begitu aja. Gak ada satu bos besar yang bisa main ubah.
Terus gimana cara orang pake Web3? Biasanya lewat wallet digital kayak MetaMask. Lo login ke situs Web3 bukan pake email dan password, tapi pake wallet crypto lo sendiri.
Contohnya:
- Uniswap — lo bisa tukar crypto langsung tanpa perlu exchange kayak Binance. Gak ada perantara, semua transaksi lewat smart contract.
- OpenSea — lo bisa jual-beli NFT dan hasilnya langsung masuk ke wallet lo. Gak ada potongan dari platform besar.
- Lens Protocol — ini kayak versi media sosial Web3. Semua postingan dan followers lo tersimpan di blockchain, jadi gak bisa dihapus begitu aja.
- Zora — nah ini keren banget buat kreator. Lo bisa upload, jual, dan koleksi karya digital (foto, musik, video, apa aja) langsung di blockchain. Semua royalti dan pembayarannya transparan, otomatis, dan gak pake perantara.
Zora ini lagi rame banget di dunia kreatif, terutama buat orang yang capek dibatasi platform kayak Spotify atau Instagram. Di Zora, lo upload karya lo, lo yang punya, lo yang dapet hasilnya. Simple, tapi revolusioner.
Jadi, kalau mau dirangkum:
- Blockchain = pondasi data yang transparan
- Smart contract = “otak” yang ngejalanin perintah otomatis
- Wallet = identitas digital lo
- DApps (kayak Uniswap, OpenSea, Lens, Zora) adalah aplikasinya
Dan di sinilah letak gilanya Web3, semuanya jalan tanpa bos besar, tanpa server pusat, tapi tetep bisa dipercaya karena sistemnya udah ngatur sendiri.
Kelebihan dan Kekurangan Web3
Kayak semua hal yang baru, pasti masih ada kekurangannya. Web3 juga gak sempurna. Ada plus-minusnya, tapi pasti bakal terus dikembangkan sampai lebih baik lagi.
Kelebihan Web3:
- Privasi lebih aman, data lo gak dijual ke pihak lain.
- Aset digital lo beneran milik lo, bukan milik platform.
- Gak bisa disensor sembarangan.
- Transparansi tinggi karena semua data tercatat di blockchain.
Kekurangan Web3:
- Masih ribet buat orang awam.
- Kadang biaya transaksi (gas fee) bisa mahal.
- Banyak scam karena ekosistem masih baru.
- Belum ada regulasi yang jelas di banyak negara.
Tapi wajar sih, semua teknologi baru pasti butuh waktu buat matang. Internet dulu juga awalnya berantakan.
Kenapa Web3 Penting Buat Masa Depan?
Lo tau gak kenapa orang-orang hype banget sama Web3? Karena ini bukan cuma soal crypto atau NFT, tapi soal siapa yang punya kendali atas dunia digital.
Selama ini, lo cuma jadi produk buat platform besar. Tapi di Web3, lo bisa jadi pemilik.
Punya identitas digital, aset, bahkan komunitas yang lo bangun sendiri tanpa harus takut dibubarin orang lain.
Lo tau kan berapa lama kreator di youtube harus nunggu hari pembayaran? Coba bayangin kalau semua konten kreator bisa dapet reward langsung (real time) di sebuah platform tanpa nunggu pihak ketiga ngeluarin dokumen pembayaran.
Jadi, Web3 itu bukan sekadar tren tapi evolusi besar dari internet yang lo pake sekarang.
Kalau Web2 bikin lo bisa berbagi dan berinteraksi, Web3 bakal bikin lo punya kendali penuh atas apa yang lo lakuin di dunia digital.
Jadi, mulai dari sekarang, gak ada salahnya buat pelan-pelan kenalan sama dunia Web3, belajar buka wallet kayak Metamask, coba main DApp, atau sekadar ngerti konsep dasarnya.







Tinggalkan komentar